Jumat, 30 Januari 2009

Terlalu Gampang Nyawa Melawan

heran saya, di sini perkara kecil saja bisa menyebabkan nyawa melayang dengan mudah".Ini adalah kalimat yang diucapkan Kapolresta Gowa Rudi Hananto saat saya mewawancarainya minggu lalu tentang kelanjutan lidik kasus tewasnya Briptu Hendra setelah ditikam 6 tusukan di depan stadion kalegowa.

Mungkin Pak Rudi tidak pernah menyangka, dua minggu masa tugasnya di daerah ini, sudah disambut dengan perkara kriminal seperti itu. Keheranan yang wajar. Maklumlah perkara pemicu kejadian sepele. Gara-gara muka pelaku kecipratan air waktu motor korban sedang melaju.

Ede..de..Apamo. Kemana akal manusia?

Sebenarnya keheranan serupa juga diutarakan Mas Darsono, redaktur saya di SINDO, setiap saya mengirimkan berita pembunuhan. Kalimat yang sudah saya hafal dengan baik. "Daerah kamu keras banget ya her. Ngeri saya. Masalah kecil kok langsung bunuh-bunuhan". Sebagai jawaban, saya hanya bisa tertawa kecil. sumir ...

Hampir bisa digeneralkan penyebab kasus-kasus serupa adalah sepele. Mulai karena selembar seng, leher tetangga tega diebas. Gara-gara sepucuk bambu bentrok antar desa yang ujungnya pasti korban tewas dan kritis. Cemburu buta suami tega mencungkil mata istrinya, anak tega bunuh ayah kandung, dan rentetan berita lain yang kalau dirunut bisa membuat orang bergidik membayangkan Kab Gowa.

Apa memang sebegitu menyeramkannyakah daerah ini? Tentu saja tidak. Di belahan lain kota kecil ini masih ada kedamaian tersisa dari penghuni-penghuninya. Hijau daun, gelak tawa, senyum mesra, jabat tangan, semua masih ada.

Hanya saja, sudah saatnya budaya Pabbambangan Na Toloa atau saudara kembarnya Borro Tolo-Tolo, dihilangkan.
Apa untungnya ini terus dikembangkan, kecuali menyisakan peristiwa-peristiwa menyedihkan. Setelah itu, paling banter hanya umpatan "dasar..."

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com -Redesign by : ute - blognatugowa.blogspot.com