Rabu, 28 Oktober 2009

SAKSI



Ini dia phon itu ..., terserah mau ..... apa, mau ... ato yang .... hehehehe

Minggu, 13 September 2009

Hati Seorang Ayah

Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai suara batuknya ayng khas.

Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???" demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda. Si ayah menjawab " Karena aku lelaki "

Anak perempuan itu berkata sendirian "aku tidak mengerti", dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan tidak mengerti.

Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya "Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???"

Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian".

Hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi, dan di dalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertanyaannya selama ini yang selalu ia cari.

"Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,"

"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya."

"Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya."

"Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya."

"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-anaknya."

"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi."

"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya."

"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat."

Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.

"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"

Pria atau wanitakah:Yudhistira Ardy

Salah seorang sahabat dunia maya bertanya penuh selidik, “Mengapa Tuhan menggunakan atribut-atribut maskulin dalam mensifati-Nya serta dalam Firman-firman yang dituliskan.” Sahabat yang lain, tidak kalah kritis. Dengan tegas dia bersikap bahwa karena penggambaran surga sangat maskulin oriented (seperti dianugerahi bidadari), maka dia sangat tidak tertarik dengan kenikmatan surga. Kalaulah dia berbuat baik, semata-mata karena takut akan gambaran neraka yang sangat mengerikan. Bahkan nama bagian Kitab Suci yang dengan tegas feminim pun, tidak cukup menghibur kegundahan akibat nuansa maskulin yang katanya mendominasi.

Apakah dominasi nuansa ke-lelaki-an pada banyak agama-agama besar, menyudutkan kaum wanita? Bagaimana pendapat Anda, wahai buah hati para nabi serta pasangan-pasangan abadi suami-suami terbaik?

---

Ada pendapat mashur yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang mulia. Hakikat apa yang tersembunyi dalam pendapat itu, semoga tetaplah menjadi misteri abadi kebudayaan manusia. Yang pasti, wanita adalah simbol dan kenyataan tentang keindahan ciptaan-Nya, sehingga menarik hasrat busuk industri untuk mengeksploitasinya. Lihatlah kontes-kontes ratu kecantikan dunia, regional, negara, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, atau desa. Bahkan Karang Taruna salah satu RW di Bandung, mengadakan kontes ratu kecantikan tingkat RW pada peringatan 17 Agutus tahun 2009. Ampuni kami Ya Allah.

Jangan berdalih bahwa kecantikan luar-dalam yang dinilai, karena tidak pernah ada dalam sejarah kontes ratu kecantikan, seorang wanita sumbing menjadi pemenangnya, walau semenarik apa kualitas inner-beauty-nya. Berhentilah berkilah panjang lebar tentang absurd-nya definisi pornografi pada RUU, karena kulit yang belang penuh goresan luka tidak pernah dapat terpilih menjadi model majalah pemuas birahi. Untuk kepentingan kapitalisme hiburan dan iklanlah, keindahan wanita idkomersialisasi dan dipublikasikan.

Maaf, inner-beauty itu bukan keindahan, melainkan kemuliaan! Itulah sebabnya seorang pria dapat memiliki inner-beauty juga. Kemuliaan memang dapat dirasakan indah oleh jiwa. Tapi kemuliaan tidak dapat dilihat indah oleh indera mata. Apakah bagi Anda, sudah cukup jelas perbedaan antara keindahan dengan kemuliaan?

---

Pria sangat tertarik dengan keindahan. Wanita juga menyukai keindahan. Pria menikmati keindahan, sedangkan wanita menikmati jadi keindahan itu sendiri. Pria ingin memiliki keindahan yang memang tidak melekat pada dirinya. Wanita menginginkan keindahan itu adalah dirinya sendiri. Pria sangat merindukan kenikmatan surgawi yang indah, sementara wanita ingin menjadi kenikmatan surgawi itu sendiri. Mungkin, bagi wanita bukan keindahan surga yang menarik hatinya melainkan menjadi bagian utama dari keindahan surga itulah yang dicita-citakannya.

Jadi, mungkin kurang tepat sudut pandang yang mengatakan bahwa kelak akan ada bidadara (makhluk sangat indah berjenis kelamin pria) di surga bagi para wanita baik yang belum sempat bertemu dengan belahan jiwanya di dunia. Wanita bukan pesaing pria. Pria bukan pula pesaing wanita. Karena pria tidak bersaing dengan wanita, maka menjadi sangat tidak perlu ada gambaran surga feminim oriented. Karena tidak ada persaingan, maka tidak perlu ada kecemburuan atas nuansa maskulin pada tanda (sign) dan petunjuk-Nya.

Wanita adalah belahan jiwa pria. Pria adalah belahan jiwa wanita. Dimana ada pria, disana ada wanita. Lestarinya keberadaan manusia merupakan bukti tak terbantahkan akan peran yang saling melengkapi, bukan kompetisi, antara wanita dengan pria. Hanya karena Anda mencari nafkah di malam hari, tidak berarti Anda harus membenci siang hari.

Menjadi pria atau wanita, sama berkahnya. Mengapa masih bertanya?

Wanita idaman pria

Teman, bagaimana gambaran kita terhadap kecantikan sejati seorang wanita? Berikut saya sulihkan (secara bebas) 'Beauty Tips' dari Audrey Hepburn yang menurut saya sangat patut kita renungkan bersama, tidak saja oleh para wanita namun juga oleh para pria. Selamat menyimak!

***

Bibir yang indah bukan dilihat dari merahnya warna yang disapukan di atasnya
Melainkan yang selalu menyampaikan tentang kebaikan
Mata yang mempesona bukanlah mata yang dirias dengan seksama
Melainkan yang selalu mampu melihat hal-hal yang baik di dalam setiap orang
Tubuh ramping bukanlah didapat dengan diet terkendali
Melainkan karena senantiasa membagi makanan yang dimiliki kepada orang-orang yang membutuhkan
Rambut indah berkilau bukanlah yang sering berganti cat warna
Melainkan karena membiarkan tangan anak kecil memainkannya sekali setiap hari


Postur idaman bukanlah bagaimana kau mengatur posisi kaki dan tubuhmu ketika berjalan
Postur idaman adalah berjalan dengan pemahaman bahwa kau tidak hidup sendiri

Manusia lebih berharga daripada benda, dan mereka membutuhkan untuk diperhatikan, disayang, diakui, dan dihargai .. karenanya jangan pernah abaikan dan merendahkan seorangpun
Dengan demikian, jika suatu saat kau membutuhkan pertolongan, maka akan selalu ada seseorang berada di sana, .. di dekatmu

Seiring dengan umur yang bertambah, kau akan mendapati bahwa kau memiliki dua tangan,
Satu untuk menolong dirimu sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain

Kecantikan seorang wanita bukan terletak pada baju yang dikenakannya, asesori yang dipakai, atau pada bagaimana ia menyisir rambutnya
Kecantikan sorang wanita terlihat di matanya, karena mata adalah jendela hati, dimana cinta bersembunyi

Kecantikan seorang wanita bukan terletak pada tata riasnya,
Kecantikan sejati seorang wanita tercermin dari dalam jiwanya yaitu perhatian yang diberikannya dengan penuh cinta, ketajaman pengetahuannya, serta kesungguhan hati yang ditampilkannya

***

Berbahagialah dan banggalah Anda sebagai seorang wanita ..
Berbahagialah dan banggalah Anda sebagai seorang pria yang memiliki ibu, saudara, anak, teman yang wanita ..
karena kecantikan seorang wanita akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu ..

Cerita Pak Tani : Yudistira Ardy

Dari kecil saya senang mendengar cerita. Baik lisan maupun tertulis. Dan cerita ini pula sering menjadi bahan ilustrasi saya jika sedang kebagian tugas mengajar.

Tidak tahu kenapa, buat saya selalu saja ada hikmah dari cerita yang saya dengar. Berikut salah satu cerita yang ingin saya share:

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2 tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali. Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.

Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"
Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang2 seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2 "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya itu. . . . karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu (di).


" Hadapi badai kehidupan sebesar apapun , Tuhan tahu kemampuan kita.

Kapal hebat diciptakan bukan hanya untuk disandarkan di dermaga saja ".

Tahta Untuk Sang Putri

(Author Unknown)

Seorang ayah, kebetulan pengusaha kaya multi-usaha, menghadapi soal yang amat pelik. Siapakah yang harus dipilihnya menjadi President & CEO menggantikan dirinya memimpin kerajaan bisnisnya yang sudah dibangun susah payah lebih dari setengah abad?

Kini usianya sudah berkepala tujuh dan penyakit-penyakit tua sudah mulai menggerogoti dirinya. Ia tahu sebentar lagi dirinya akan mengikuti jejak nenek-moyangnya menuju lorong hidup manusia fana.

Anaknya tiga orang. Si sulung amat cerdas, meraih MSc. dan MBA luar negeri, ia berselera canggih, senang glamour, ambisius, dan punya pergaulan yang luas di kalangan jet set. Cuma si ayah cukup khawatir karena si sulung ini punya bakat bercumbu dengan bahaya seperti (konon) keluarga Kennedy. Naluri judinya gede, dan niat curangnya pun cukup kuat. Singkatnya, ia cerdas, kreatif, namun lihai dan licin.

Si tengah, lebih hebat lagi. Bergelar PhD. bidang kimia dari universitas beken di Amerika, ia lulus dengan predikat magna cum laude. Papernya bertebaran di jurnal-jurnal internasional. Bangga sekali hati si ayah yang cuma lulus SMP zaman Jepang. Dia dosen dan peneliti. Dan di perusahaan ayahnya dia menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengembangan. Tetapi menjadi CEO, ia terlalu akademis.Kurang cocok dengan bisnis mereka yang kini berspektrum sangat lebar.

Si bungsu, satu-satunya perempuan, cuma lulus S1 dalam negeri.Meskipun sejak lima tahun terakhir ia bergabung dengan usaha ayahnya sebagai Direktur Grup Konsumer, tetapi ia memulai karirnya di perusahaan asing sebagai wiraniaga (marketing executive). Ia merangkak dari bawah hingga 15 tahun kemudian bisa mencapai posisi General Manager. Otaknya kalah brilian dibanding kedua kakaknya.
Meskipun cenderung hemat berkata-kata, namun ia menunjukkan bakat memimpin yang baik. Ia mampu mendengar dengan intens. Berbagai pendapat dan gagasan bisa diolahnya dengan dalam.Gaya hidupnya biasa saja. Ia disenangi sekaligus disegani orang karena sikapnya yang fair, jujur, dan mampu merakyat dengan para bawahannya.

Nah, jika Anda adalah konsultan independen, siapakah pilihan Anda menggantikan sang patriarch menjadi President & CEO?
Saya bertaruh, sebagian besar Anda akan menominasikan si bungsu.
Dan si ayah juga demikian. Masalah ini menjadi pelik, karena menurut adat-istiadat, si sulunglah pewaris takhta. Dan, ia sangat berambisi untuk itu. Sedang si bungsu, selain paling buncit, perempuan lagi. Jadi ia kalah status, gelar dan gender.

Bagaimana jalan keluarnya?

Konsultan angkat tangan.

Rujukan buku teks tidak ada. Sang patriarch akhirnya hanya bisa mengandalkan wibawa dan hikmatnya sebagai ayah. Lalu dipanggilnya ketiga anaknya.

Dibentangkannya persoalan secara gamblang. Diuraikannya plus-minus
setiap anaknya. Dianalisisnya kemungkinan sukses masing-masing memimpin grup usaha itu menuju milenium ketiga.

Dialog pun dimulai. Dan si ayah segera maklum, dead lock akan terjadi.
"Sudahlah, aku akan memutuskan sendiri siapa penggantiku, " kata orangtua itu akhirnya. Ketiganya menurut.
Seminggu kemudian, si ayah datang dengan sebuah ujian.
"Barangsiapa bisa mengisi ruang ini sepenuh-penuhnya, maka dialah penggantiku, " katanya sambil menunjuk ruang rapat yang cuma terisi empat kursi dan sebuah meja bundar. "Budget maksimum Rp1 juta," tambahnya lagi.

Kesempatan pertama jatuh pada si sulung. Enteng, pikirnya.
Besoknya, dipenuhinya ruangan itu dengan cacahan kertas berkarung-karung. Dan memang ruangan itu menjadi padat.
"Bagus, besok giliranmu," kata si ayah kepada anak keduanya.
Duapuluh empat jam kemudian, ruangan itu pun dipenuhinya dengan butiran styro- foam yang diperolehnya dengan menghancurkan bekas-bekas packaging.
"Oke, besok giliranmu," kata sang patriarch menunjuk putrinya.
Esoknya, ketika acara inspeksi dimulai, ternyata ruangan masih kosong.
"Lho, kok kosong?" tanya ketiganya hampir serempak. Sang putri diam saja. Dimatikannya saklar lampu. Dari sakunya dia keluarkan sebatang lilin. Ditaruhnya di atas meja.
Lalu disulutnya dengan sebatang korek api.
"Lihat, ruangan ini penuh dengan terang. Silahkan dinilai, apakah ada celah kosong tak tersinari," katanya kalem.
Tak terbantah siapa pun, dia dinyatakan menang dan sang putri pun berhak menduduki kursi tertinggi. Problem solved.

Kualitas yang ditunjukkan sang ayah dan putrinya adalah apa yang saya sebut sebagai hikmat. Ciri utama orang berhikmat (wise person) ialah kemampuan memecahkan masalah secara genuine dan memuaskan. Ini selaras dengan Jerry Pino yang merumuskan hikmat sebagai kemampuan membuat the best decision at any given situation.

Pintar, di pihak lain, adalah kemampuan mencerna dan mengolah informasi secara cepat. Ciri-cirinya, rasional, metodik, linier, dan analitik. Kepintaran umumnya diperoleh dengan olah otak sampai botak.
Dari dulu botak memang ciri orang pintar.

Tetapi hikmat (wisdom) tidak hanya memerlukan olah otak tetapi terutama olah hati. Jarang kita sadari, hati kita sebenarnya bisa berpikir. Dalam tradisi literatur kuno, terutama kitab-kitab suci, hati adalah lokasi kebijaksanaan, hikmat dan kepandaian. Lebih spesifik, hati adalah access point kita kepada the higher knowledge, yakni kepada Tuhan sendiri.

Dalam arti ini, orang bijak selalu berkonotasi orang alim dan saleh.
Kini, ketika rasionalisme warisan Descartes dan Immanuel Kant menjadi panglima, kebijaksanaan yang berasal dari hati (nurani atau suara hati) cenderung dinomorduakan. Yang utama adalah kepala. Dunia politik, bisnis dan kemasyarakatan kita kemudian didominasi oleh para pakar dan teknokrat bergelar master, doktor, dan profesor.

Jumat, 11 September 2009

Bila Seorang Ibu Boleh Memilih

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, maka ibu akan memilih mengandungmu
Karena dengan mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu, maka ibu memilih berjuang melahirkanmu. Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga.

Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua.

Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun.

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia Saat itulah...saat paling membahagiakan.
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu. Maka ibu memilih menyusuimu, Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu, Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan


Anakku...

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...

Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana Maka maafkanlah Nak...

Maafkan ibu...
Maafkan ibu...

Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang

Percayalah nak...

Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...

Engkau selalu menjadi belahan nyawa ibu..

Selasa, 25 Agustus 2009

Kebun Markisa

pabrik yang terbengkalai. sisa-sisa kejayan markisa sulsel dimasa lalu


Menilik Komoditi Markisa Lokal
Identitas Sulsel Yang Mulai Punah

Bertanyalah apa oleh-oleh khas Sulsel. Maka salah satu yang banyak dicari pengunjung adalah markisa, buah lokal dengan cita rasa tersendiri.

Hari sudah siang. Pukul 14.00 wita matahari pun bersinar terang. Meski begitu, udara dingin terasa betul menyerang hingga ke tulang saat memasuki desa Tonasa salah satu desa di Kecamatan Tombolopao yang terkenal sebagai salah satu sentra penghasil Markisa Sulsel di Gowa.

Untuk mencapai desa ini tidaklah mudah. Jarak tempuh yang jauh sekira 70 km dari Sungguminasa Ibu Kota Kab Gowa, jalan yang kadang bergelombang, juga sulitnya menemukan transportasi umum. Tapi keinginan melihat langsung bagaimana kehidupan petani markisa dan tentu saja hamparan luas perkebunannya, membawa SI menyambangi desa yang hampir berbatasan dengan Kab Sinjai.

Agak sulit menemukan lokasi perkebunan yang dimaksud. Letaknya cukup tersembunyi. Dari poros jalan desa, mobil harus melewati jalan berbatu tak rata sepanjang satu kilometer yang hanya bisa dilalui satu mobil. Beruntung perjalanan kali ini ditemani Dg Ngiri' tur guide dari Sungguminasa yang asli Tombolopao.

Sayang ketika sampai di lokasi, kita hanya bisa menyaksikan sisa-sisa kejayaan produktivitas Markisa di awal tahun 1990an. Diatas lahan eks perkebunan seluas 50 ha hanya bisa dijumpai bangunan-bangunan kosong tak terurus yang dulunya digunakan sebagai pabrik olahan oleh PT Markisa Segar.

Tidak hanya itu, lahan perkebunan pun disulap menjadi perkebunan sayur seperti brokoli, labu, buncis, dan daun bawang. "Dulunya perkebunan markisa luas sampai jauh ke ke atas gunung sana,"tutur Sudding memulai cerita.

Menurut laki-laki paruh baya yang dulunya bekerja sebagai buruh harian di perkebunan ini, saat jayanya di tahun 1993, pabrik mampu menghasilkan jumlah produksi hingga 40 ton/hari yang hasilnya langsung dikirim ke Jakarta.

Tapi operasional pabrik hanya mampu bertahan 10 tahun. Produsen menilai kualitas produksi olahan pabrik menurun. Rasanya hambar dan tidak tahan lama. Akibatnya, hasil produksi itu tidak laku dan dikembalikan.

"Lara (hambar), kalau lama kacci (basi). Tidak tahu juga penyebabnya apa. Sekarang mungkin sudah lima tahun macetnya dan kita tanam sayur saja,"ungkapnya dalam bahasa Makassar fasih.

Seiring dengan pabrikan yang menjadi daya tumpu utama masyarakat telah gulung tikar, maka makin sulit juga menemukan perkebunan markisa rakyat yang tersisa. Apalagi nilai jual markisa yang ikut merosot tajam.

Menurut Irwan, salah seorang petani mengatakan, saat ini keuntungan bersih yang diperolehnya hanya Rp50 ribu per ha persekali panen dengan cost produksi Rp180 ribu. Itu pun untuk jangka 3 bulan. Bandingkan pada tahun 1997 misalnya dengan masa panen sekali sepekan hingga 300 kg dengan keuntungan Rp300 ribu per pekan.

"Sekarang ini kita jualnya di warung-warung dekat sini karena sulit transportasi ke Makassar dengan harga Rp100 per biji. Makanya tidak heran kalau masyarakat lebih memilih sayur. Hanya saja sayang kalau markisa lokal tidak dikembangkan lagi karena markisa dengan jenis ini hanya ada diisni,"ungkapnya.(herni amir)


jalan-jalan dikebunmarkisa, dapat dahan foto lagi

Jumat, 14 Agustus 2009

Kisruh Lahan tebu, Darah Kembali Tertumpah


Mendung Kembali Menggelayut. Kali jauh lebih kelam dari sebelumnya. Lahan tebu itu lagi-lagi menjadi saksi pertumpahan darah tanah diatasnya. Korbanberjatuhan dari pihak sipil dan aparat. Meski beitu korban terbanyak pasti datang dari warga. Satu kena luka tembak tembus pada pinggang kiri, satu tembus betis, satu pada mata kaki. Yang lain kena serempetan. Meski terbilang tidak parah, tapi pelipis warga sempatberdarah.

Miris menyaksikan peristiwa seperti ini. Apalagi korban-korban penembakan ada di depan mata. Diangkut, berlalu, kemudian samar-samar hilang dari pandangan mata. Di lapangan selain harus menghimpun kronologis kejadian, tentu saja harus menghimpun korban yang berjatuhan. Termasuk dari aparat yang mengalami cacat karena giginya jatuh empat biji terkena lemparan batu massa. Kapolsek salah satu di takalar itu tidak sadarkan diri sampai akhirnya dirujuk ke Makassar.

Wartawan Metro TV, Agus juga jadi korban. Kameranya dirampas, muka perut dan punggung di tonjok bahkan dia dinjak-injak oleh belasan karyawan PT PN XIV sebagai pengelola lahan yang ditunjuk pemerintah.

Saya masih ingat pertamakali menginjakkan kaki di lahan ini setahun lalu. Waktu itu tembakan peringatan tiga kali menyambut kedatangan saya yang bergabung dengan massa di bawah pohon mangga.

Lahan tebu memang sudah menjadi sengketa sejak beberapa tahun terakhir ini. Bukan hanya udara di tanah ini yang panas, tapi suasana hati orang-orangnya juga terus membara. Apakah akan terus ada pertumpahan darah???

Untuk seorang jurnalis, liputan seperti ini memang menjadi liputan berkualitas. Menambah deretan panjang pengalaman di lapangan. Tempat di halaman satu terbuka lebar. Tidak terkira bagaiman adrenalin terpacu di lapangan. Tidak terkira capeknya bolak-balik lahan tebu. Tidak terkira pula ketika mengungkap fakta sebanyak-banyaknya menjadi kepuasan tersendiri yang tak terbayar.

Meski kekecewaan timbul juga karena ternyata penempatannya tidak se eksklusif koran tetangga. Sayang…

Kata Gossen, kesenangan yangberulang-ulang akanmenjadi sesuatu yang biasa tanpa keistimewaan. Kekerasan yang berulang-ulang akankah juga menjadi sesuatu yang biasa?? Jangan hilangkan empaty dan simpati saya kepada sesama manusia Tuhan.

Takalar, Agustus 2009

Dinner Bersama PM Malaysia



Makan malam bersama PM Malaysia? Di Istana Negara Malaysia? Kesempatan langka yang luar biasa menyenangkan. Alhamdulillah karena saya ada di SINDO, karena saya di tugaskan di kampong halaman saya KabGowa, jadilah saya berangkat dengan dua orang rekan lainnya sesama wartawan ke Malaysia.

Sepanjang hidup saya, tak sekalipun saya menginjakkan kaki di istana kepresidenan. apalagi makan malam dengan kepala Negara. Jangankan dengan kepala pemerintahan Malaysia dengan SBY saja, aduh nggak janji deh…

Pengalaman lucu terjadi. Karena kami tamu sang PM harus menyesuaikan jadwal makan malam dengan Malaysia. Kebayang gak harus makan malam jam 9 malam. Laaaaaaaaapaaaaaaaaaar kale. Akhirnya tamu berinisiatif sendiri menyantap makan malam. Daripada pingsan di jamuan itu, lebih malu-maluin lagikan??? siapa coba yang mau bertanggungjawab. Dato??? Sekali lagi nggak janji deh...

Memang matahari di Malaysia terbenamnya lumayan lama. waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu Malaysia, hari masih saja terang. Saat itu tiga buah bus besar yang membawa 52 orang dari Kab Gowa di Kuala Lumpur melaju pasti dari hotel bintang lima Sari Pasific tempat rombongan dari Kab Gowa menuju kawasan Putra Jaya , tempat berdirinya rumah jabatan perdana Menteri Malaysia yang belum lama dilantik, Dato'
Seri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak.

Jarak 25 km dari hotel bintang lima di kawasan PWTC ke kawasan pusat pemerintahan di negeri jiran itu tidak menyurutkan semangat rombongan untuk bertemu langsung dan menikmati makan malam bersama Perdana Menteri Malaysia

Tidak ada proses protokoler panjang yang menjemput. Begitupun dengan detektor yang selalu harus dilalui tamu-tamu yang berkunjung ke kediaman Dato’ Najib. Saat Bus tiba dalam Timbalan (rumah jabatan) PM Malaysia, Bus hanya diberhentikan oleh dua orang penjaga di salah satu pos untuk memastikan apakah tamu yang datang itu dari Kab Gowa, daerah asal leluhur Dato’ Majid.

Para tamu kemudian dibagi dua jalur. Satu ruangan khusus bagi kaum lelaki, sementara satu ruangan lagi untuk kaum perempuan. Suasana kekeluargaan begitu terasa. Kepala rumah tangga mempersilahkan masuk. Begitupula dengan para pekerja di Timbalan yang masih memiliki hubungan kekeberatan dengan Sulsel langsung mendekat dan berbincang
hangat.

Sebelum jamuan makan malam digelar, pukul 19.30 Dato dan para tamu melakukan sholat magrib berjamaah. Suasana islami pun mengalir syahdu dalam ruangan. Puji-pujian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya menggema memenuhi ruangan. Senandung Salawat tak henti dikumandangkan dalam acara Majelis Doa Selamat sebagai bentuk Syukuran atas pengangkatan Dato sebagai Pedana Menteri.

Selepas Shalat Isya pukul 20.30, akhirnya jamuan pun dimulai. Selain makanan internasional, tamu dijamu makanan tradisional Sulsel seperti ikan teri asin, telur asin, lontong pecel, dan sambel terasi. Tidak ketinggalan kue lopis sebagai penutup.

Kami juga diberi souvenir berupa Al Quran buatan Malaysia dan sarungbatik asal pekalongan. Gila ya.. batik jawa di hadiahkan kepada orang Indonesia.

Dato Najib adalah cucu Sultan Abdul Jalil Raja Gowa ke 19 yang merupakan anak Sultan Hasanuddin, Raja Gowa ke 16. Memang seseorang tidak akan pernah lepas dengan masa lalu. Sebab masa lalu adalah sebuah keniscayaan. Setinggi apapun jabatan, sejauh manapun dia berada, tanah leluhur adalah potret identitas diri.

Malaysia 14 mei 2009

Kamis, 13 Agustus 2009

In Malaysia

foto-foto yuk


biar dipasar butung malaysia pose tetap jalan



Tau kan petronas atau twin tower yang menjadi icon malaysia ini. Susah payah baru bisa menghasilkan gambar seperti ini. tapi hasilnya lumayan lah ya......(muji diri sendiri boleh dunk) he..he..


Pada kurang kerjaan ya di malaysia. Tukang pos sj diganggu ai...ai...



Foto ini diambil waktu di air asia. Gara-gara salah informasi, saya hampir saja ketinggalan pesawat. Gila hanya gara-gara erni pesawat harus delay 30 menit. wuiiih. meskipun petugas bandara bersungut-sungut tak apelah pakcik yang penting terbang. iya kan????



Jalan-jalan menyusuri kuala lumpur dari ketinggian dengan monorail. murah, bersih, masih menyempatkan diri berpose lagi. dasar pada gila foto

malaysia 15 mei 2009

Rabu, 12 Agustus 2009

Imperium-Robert Harris


Hidup adalah perjuangan. Dengan berjuang manusia bisa menciptakan perubahan, tidak hanya untuk dirinya bahkan untuk dunia.

Cicero membuktikan itu. Seorang aristokrat yang tidak kaya, tak dikenal bahkan dibenci kaum aristocrat merubah nasib dengan membela membela seorang pria tua yang ketakutan, penduduk sisilia yang menjadi korban perampokan Gubernur Romawi korup, kejam dan memiliki pendukung di tempat tinggi, Verres.

Dengan kecerdasannya Cicero mempertaruhkan ini, memperjuangkan nasib penduduk sisilia yang saat itu bahkan tak memiliki hak sedikit pun untuk membela diri sebagai manusia. Langkah yang tadinya dipandang sebagai bunuh diri, menjadi jembatan Cicero mewujudkan ambisinya meraih jabatan tertinggi di Republik Romawi.

Sebuah novel politik yang diriset dengan teliti, dengan latar belakang era paling menentukan dalam sejarah romawi Kuno.

Resign

“Yusuf resign per 1 Agustus”. Sms callang disiang bolong yang mengagetkan. Ternyata kabar itu sudah menyebar luas di kalangan teman-teman daerah. Termasuk desas-desus penyebab keluarnya Yusuf.

Yusuf sudah bergabung dengan Sindo Sulsel sejak kami semua masih bersatus wartawan tanpa surat kabar. Yusuf pula menjadi satu-satunya wartawan Sindo yang mendapatkan kekerasan saat menjalankan tugas sampai harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Malam itu obrolan chatting dengan beberapa teman hanya membicarakan seputar Yusuf. Termasuk dengan redaktur dan korlip kami k Iccang. Kata K Iccang saat surat pengunduran diri tiba di tangan K Iccang komunikasi pun terputus. Yusuf bahkan tak mau mengangkat telepon. Hm….lelaki tipikal pendiam dan sabar itu ternyata memang lebih suka diam.

Selamat jalan ya…
Setelah Nanang menyusul Yusuf. Ternyata sudah dua yang memilih mundur dari perahu bernama Sindo Sulsel.

1 agustus 2009

Jumat, 30 Januari 2009

"Tidak Pernah Ada Nada Sibuk Jika...

Tulisan ini aku peroleh dari e-mail yang dikirim seorang teman ke e-mailku.

Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".
"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."
Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."
Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,
Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"
Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari."
atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."
Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.
Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir
Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"
Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!
Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya
Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa- dosanya walau sebanyak buih laut"
7 Kalimah ALLAH:
1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap "Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap "Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
Dari tafsir Hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. .. mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

Mendung Di Lahan Tebu



Lahan Tebu 4500 hekatere di Kab Takalar menjadi saksi penindasan, perampasan hak, sampai aksi-aksi anarkis terhadap warga sipil.

Satu warga tertembak, empat lainnya terserempet peluru. Dua diantaranya adalah wanita. Pelaku oknum oknum brimob Polda Sulselbar saat melakukan pengamanan di lahan yang masih menjadi sengketa antara PT PN XIV dan masyarakat dari belasan desa di Kab Berjuluk Butta Panrannuangku (Tanah Yang Dibanggakan) itu.

Sebelum puncak peristiwa penembakan itu, aksi-aksi penggagalan pemupukan dan pembakaran lahan tebu terus dilakukan warga. Akibatnya PT PN XIV pun harus menangguk kerugian sedikitnya Rp27 miliar.

Dalam satu bulan di bulan Oktober 2008 itu tidak ada libur untuk saya. Aksi pembakaran besar-besaran dilakukan warga di setiap sabtunya. Ditambah aksi lain seperti Demo di Dewan di hari lainnya, maka dalam sebulan itu, rutinitas bolak balik Gowa-takalar menjadi intens. Maklumlah saya tinggal di Gowa. Dalam perjalanan puluhan kilometer itu, saya akhirnya berani juga melarikan belalang tempur si revo merah dengan kecepatan 90 kilometer/jam jauh melebihi kecepatan tertinggi yang hanya 60 km/jam.

Bolak-balik membuat saya menyerah juga. collaps, terkapar sakit. Apalagi saat penembakan terjadi tepat di hari jum'at. Sekali-kalinya ikut boncengan K Jaya dari Makassar TV, badan rasanya rontok semua. Gowa-Takalar 15 menit. Motor kecepatan 120 km/jam. Busyet deh.

Hasilnya, dialog wagub menyikapi perkembangan sengketa di lahan tebu, digelar keesokan harinya di hari sabtu. Untung hari sabtu. Dengan alasan sakit saya usul ke K Iccang liputan dialog di BKO kan ke Ulla saja. Maaf Ulla, engkau kena imbas harus di BKO kan dari Jeneponto ke Takalar. libur sabtumu hangus deh. tapi waktu itu kan saya juga libur kodong. Jadi sakitnya datang diwaktu tepat kan???
he..he..he...

Sebelum lupa, saya mau makasih untuk udin metro tv. masih ingat gak waktu ban bocor saat meninggalkan kebun tebu. Mana panas, ramadhan pula. ayo siapa tuh yang buka dilapangan??? ah si putra lamongan, cepat kali kau menyerahnya.(gak sebut nama-ji. he..he..)

Kebun tebu Takalar. Daerahmu membuatku menagis tanpa air mata. Tersesat kemana-mana seorang diri, hampir "dikerjai" orang pula. Alhamdulillah Allah Swt maha melindungi. Selamat lahir batin.

Udin lain kali kalau di daerah rawan begitu jangan berangkat duluan ya. (Iya deh jam setengah 8 pagi stand bye di lapangan juga ikut. Sarapannya nanti di lahan tebu tidak apa-apa). Dan satu lagi, kalau kasih petunjuk jangan cuma pohon mangga ya. Leher sakit, berdiri duduk -berdiri duduk menegok kiri kanan mencari pohon mangga di antara ribuan hektare tebu.

Tau tidak, waktu pembakaran lahan itu, dari pohon mangga ini, saya kembali harus berjalan, mendaki kontur tanah yang tidak rata bersama sisa warga yang sesekali berteriak dengan mengacukan parang. liputan yang mampu memicu adrenalin.
Untung ada k yos BKM yang mengantarkan saya mengambil motor diparkiran pohon mangga. Dan setelah liputan lahan tebu, siang itu juga kembali melanjutkan pencarian bayi yang meninggal karena sukoi.

lelah benar benar lelah. tapi seperti biasa, semua terbayar dengan halaman satu.

Senyumku mengembang.

Liputan Larut Malam

Ini acara liputan paling merepotkan. Peristiwa yang terjadi dijam-jam tanggung tak jarang membuat harus berhela nafas panjang-panjang.

Mau dilewatkan? tidak mungkin. Apalagi kalau sampai memakan korban jiwa, kritis, dengan macam luka yang heeeehhh. Konsekuensi pekerjaan? ya iya sih. Tapi sebenarnya bukan hanya sekedar tanggung jawab profesi.

Betapapun melelahkannya berkeliling di malam gulita hingga larut, ada kepuasan ketika HL di halaman satu. Posisi elit untuk ditembus reporter daerah termasuk saya yang posting diGowa-Takalar. Kelelahan, umpatan, keluhan, semua terlunasi. Apalagi kalau penyajiannya jauh lebih akurat, detail, dan mendalam dibanding koran-koran tetangga.

kuncinya satu, "koordinasi, koordinasi, dan koordinasi"itu kata-kata k iccang korlip kami. Saya masih ingat waktu bentrok antar desa di Kec Bajeng. Karena sebagian korban kritis dilarikan ke Bhayangkara dan Tamalanrea, Yudi juga bergerilya ke rumah sakit-rumah sakit ini mencari keterangan tambahan. Hasilnya bisa ditebak kan?

Begitupula saat tewasnya tiga orang di puncak Bawakaraeng pertengahan 2008. Awalnya kekuatan berita ada di Kab Gowa. Karena medan yang berat berimbas evakuasi yang sulit dan berlangsung lama, maka terlibatlah reporter Sinjai-Gowa-Makassar.

Konsistensi penyajian perkembangan tahap evakuasi per hari dilakukan. Bukan karena di SINDO saya memuji, tapi salut dengan kerja teman-teman yang mampu menghadirkan kejutan lain, kisah tragis para pendaki itu sebelum ajal menjemput.

Yang paling menggugah hati ketika Dg Mangkuling menghabisakan detik-detik kematian ditemani dingin, kabut, angin, hujan, dalam pelukan sang istri di puncak bawakaraeng. Bravo deh buat K Iccang dan Yudi. Tidak ada yang mendapatkan cerita itu. (Serius asli serius, dari semua berita saya yang di follow-up makassar, ini yang paling touching. dramatis abis)

Dan tentu saja salut juga untuk Rahmi yang menjemput korban hingga ke pos 4 di Manipi Sinjai dan memperoleh gambar ekslusif untuk halaman satu. Hanya Rahmi seorang. Kemana reporter tetangga yang lain?bukan urusan saya.

Yang jelas khusus si gadis aceh ini (saya menyebutnya begitu karena wajahnya yang semanis gadis-gadis aceh) angkat topi deh. memang bukan perempuan bisa. Soal kemampuan hunting di lapangan, mantap bro.

Menghargai Orang Lain

Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur.
Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan.

Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur.
* Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.
* Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
* Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan.
Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.
Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.

Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman,
Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif.
Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan?
Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya.
Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan.
Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Terlalu Gampang Nyawa Melawan

heran saya, di sini perkara kecil saja bisa menyebabkan nyawa melayang dengan mudah".Ini adalah kalimat yang diucapkan Kapolresta Gowa Rudi Hananto saat saya mewawancarainya minggu lalu tentang kelanjutan lidik kasus tewasnya Briptu Hendra setelah ditikam 6 tusukan di depan stadion kalegowa.

Mungkin Pak Rudi tidak pernah menyangka, dua minggu masa tugasnya di daerah ini, sudah disambut dengan perkara kriminal seperti itu. Keheranan yang wajar. Maklumlah perkara pemicu kejadian sepele. Gara-gara muka pelaku kecipratan air waktu motor korban sedang melaju.

Ede..de..Apamo. Kemana akal manusia?

Sebenarnya keheranan serupa juga diutarakan Mas Darsono, redaktur saya di SINDO, setiap saya mengirimkan berita pembunuhan. Kalimat yang sudah saya hafal dengan baik. "Daerah kamu keras banget ya her. Ngeri saya. Masalah kecil kok langsung bunuh-bunuhan". Sebagai jawaban, saya hanya bisa tertawa kecil. sumir ...

Hampir bisa digeneralkan penyebab kasus-kasus serupa adalah sepele. Mulai karena selembar seng, leher tetangga tega diebas. Gara-gara sepucuk bambu bentrok antar desa yang ujungnya pasti korban tewas dan kritis. Cemburu buta suami tega mencungkil mata istrinya, anak tega bunuh ayah kandung, dan rentetan berita lain yang kalau dirunut bisa membuat orang bergidik membayangkan Kab Gowa.

Apa memang sebegitu menyeramkannyakah daerah ini? Tentu saja tidak. Di belahan lain kota kecil ini masih ada kedamaian tersisa dari penghuni-penghuninya. Hijau daun, gelak tawa, senyum mesra, jabat tangan, semua masih ada.

Hanya saja, sudah saatnya budaya Pabbambangan Na Toloa atau saudara kembarnya Borro Tolo-Tolo, dihilangkan.
Apa untungnya ini terus dikembangkan, kecuali menyisakan peristiwa-peristiwa menyedihkan. Setelah itu, paling banter hanya umpatan "dasar..."

Sabtu, 10 Januari 2009

Kisah Sepotong Kain Putih

(Dari seorang teman)

Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan,
Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli.
Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita,
Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur,
Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko,
Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu.
Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.
Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,
Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com -Redesign by : ute - blognatugowa.blogspot.com