Jumat, 30 Januari 2009

Mendung Di Lahan Tebu



Lahan Tebu 4500 hekatere di Kab Takalar menjadi saksi penindasan, perampasan hak, sampai aksi-aksi anarkis terhadap warga sipil.

Satu warga tertembak, empat lainnya terserempet peluru. Dua diantaranya adalah wanita. Pelaku oknum oknum brimob Polda Sulselbar saat melakukan pengamanan di lahan yang masih menjadi sengketa antara PT PN XIV dan masyarakat dari belasan desa di Kab Berjuluk Butta Panrannuangku (Tanah Yang Dibanggakan) itu.

Sebelum puncak peristiwa penembakan itu, aksi-aksi penggagalan pemupukan dan pembakaran lahan tebu terus dilakukan warga. Akibatnya PT PN XIV pun harus menangguk kerugian sedikitnya Rp27 miliar.

Dalam satu bulan di bulan Oktober 2008 itu tidak ada libur untuk saya. Aksi pembakaran besar-besaran dilakukan warga di setiap sabtunya. Ditambah aksi lain seperti Demo di Dewan di hari lainnya, maka dalam sebulan itu, rutinitas bolak balik Gowa-takalar menjadi intens. Maklumlah saya tinggal di Gowa. Dalam perjalanan puluhan kilometer itu, saya akhirnya berani juga melarikan belalang tempur si revo merah dengan kecepatan 90 kilometer/jam jauh melebihi kecepatan tertinggi yang hanya 60 km/jam.

Bolak-balik membuat saya menyerah juga. collaps, terkapar sakit. Apalagi saat penembakan terjadi tepat di hari jum'at. Sekali-kalinya ikut boncengan K Jaya dari Makassar TV, badan rasanya rontok semua. Gowa-Takalar 15 menit. Motor kecepatan 120 km/jam. Busyet deh.

Hasilnya, dialog wagub menyikapi perkembangan sengketa di lahan tebu, digelar keesokan harinya di hari sabtu. Untung hari sabtu. Dengan alasan sakit saya usul ke K Iccang liputan dialog di BKO kan ke Ulla saja. Maaf Ulla, engkau kena imbas harus di BKO kan dari Jeneponto ke Takalar. libur sabtumu hangus deh. tapi waktu itu kan saya juga libur kodong. Jadi sakitnya datang diwaktu tepat kan???
he..he..he...

Sebelum lupa, saya mau makasih untuk udin metro tv. masih ingat gak waktu ban bocor saat meninggalkan kebun tebu. Mana panas, ramadhan pula. ayo siapa tuh yang buka dilapangan??? ah si putra lamongan, cepat kali kau menyerahnya.(gak sebut nama-ji. he..he..)

Kebun tebu Takalar. Daerahmu membuatku menagis tanpa air mata. Tersesat kemana-mana seorang diri, hampir "dikerjai" orang pula. Alhamdulillah Allah Swt maha melindungi. Selamat lahir batin.

Udin lain kali kalau di daerah rawan begitu jangan berangkat duluan ya. (Iya deh jam setengah 8 pagi stand bye di lapangan juga ikut. Sarapannya nanti di lahan tebu tidak apa-apa). Dan satu lagi, kalau kasih petunjuk jangan cuma pohon mangga ya. Leher sakit, berdiri duduk -berdiri duduk menegok kiri kanan mencari pohon mangga di antara ribuan hektare tebu.

Tau tidak, waktu pembakaran lahan itu, dari pohon mangga ini, saya kembali harus berjalan, mendaki kontur tanah yang tidak rata bersama sisa warga yang sesekali berteriak dengan mengacukan parang. liputan yang mampu memicu adrenalin.
Untung ada k yos BKM yang mengantarkan saya mengambil motor diparkiran pohon mangga. Dan setelah liputan lahan tebu, siang itu juga kembali melanjutkan pencarian bayi yang meninggal karena sukoi.

lelah benar benar lelah. tapi seperti biasa, semua terbayar dengan halaman satu.

Senyumku mengembang.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com -Redesign by : ute - blognatugowa.blogspot.com