Selasa, 02 November 2010

F I K R I

di labirin mana kau menyimpan perih? Tak kutemukan air matamu sore itu. Bukan karena kau lelaki lantas tak boleh menangis. Bukankah Rasulullah juga lelaki yang paling sering menangis?

..berdiri - sepenggal langkah - lalu terjatuh. Berdiri - sepenggal langkah – lalu terjatuh lagi. Berulang dan berulang.

Jangankan berjalan, berdiri pun ternyata sulit. Begitulah dia, bocah empat tahun yang kukenal lewat perjumpaan sederhana.

Namanya Fikri. Pertama kali kutemukan duduk dibangku panjang dalam ruangan fisioterapi sebuah klinik. Mengalami kelainan tulang sejak lahir. Kedua kakinya bengkok.

Hampir separuh usianya dihabiskan di tempat ini. Boleh aku bertanya sekali lagi, di labirin mana kau menyimpan perih, hingga tak kutemukan air matamu sore itu...

Sayang...melihatmu seperti melihat halaman-halaman pada sebuah ensiklopedia bernama ketabahan, keberanian, perjuangan, dan, tentu saja harapan.

Usiamu boleh kecil. Tapi keadaan sudah memberimu pelajaran bahwa hidup tak selalu memberi kemudahan.

Nak.. aku suka semangatmu. Dengan doa, semoga kelak kita kembali berjumpa. Di musholla-ketika sholat magrib, dan kusaksikan kau berdiri sebagai imam.


Okt 2010, dari sebuah ruang fisioterapi

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com -Redesign by : ute - blognatugowa.blogspot.com