Jumat, 30 Januari 2009

"Tidak Pernah Ada Nada Sibuk Jika...

Tulisan ini aku peroleh dari e-mail yang dikirim seorang teman ke e-mailku.

Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".
"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."
Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."
Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,
Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"
Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari."
atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."
Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.
Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir
Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"
Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!
Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya
Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa- dosanya walau sebanyak buih laut"
7 Kalimah ALLAH:
1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap "Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap "Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
Dari tafsir Hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. .. mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.

Mendung Di Lahan Tebu



Lahan Tebu 4500 hekatere di Kab Takalar menjadi saksi penindasan, perampasan hak, sampai aksi-aksi anarkis terhadap warga sipil.

Satu warga tertembak, empat lainnya terserempet peluru. Dua diantaranya adalah wanita. Pelaku oknum oknum brimob Polda Sulselbar saat melakukan pengamanan di lahan yang masih menjadi sengketa antara PT PN XIV dan masyarakat dari belasan desa di Kab Berjuluk Butta Panrannuangku (Tanah Yang Dibanggakan) itu.

Sebelum puncak peristiwa penembakan itu, aksi-aksi penggagalan pemupukan dan pembakaran lahan tebu terus dilakukan warga. Akibatnya PT PN XIV pun harus menangguk kerugian sedikitnya Rp27 miliar.

Dalam satu bulan di bulan Oktober 2008 itu tidak ada libur untuk saya. Aksi pembakaran besar-besaran dilakukan warga di setiap sabtunya. Ditambah aksi lain seperti Demo di Dewan di hari lainnya, maka dalam sebulan itu, rutinitas bolak balik Gowa-takalar menjadi intens. Maklumlah saya tinggal di Gowa. Dalam perjalanan puluhan kilometer itu, saya akhirnya berani juga melarikan belalang tempur si revo merah dengan kecepatan 90 kilometer/jam jauh melebihi kecepatan tertinggi yang hanya 60 km/jam.

Bolak-balik membuat saya menyerah juga. collaps, terkapar sakit. Apalagi saat penembakan terjadi tepat di hari jum'at. Sekali-kalinya ikut boncengan K Jaya dari Makassar TV, badan rasanya rontok semua. Gowa-Takalar 15 menit. Motor kecepatan 120 km/jam. Busyet deh.

Hasilnya, dialog wagub menyikapi perkembangan sengketa di lahan tebu, digelar keesokan harinya di hari sabtu. Untung hari sabtu. Dengan alasan sakit saya usul ke K Iccang liputan dialog di BKO kan ke Ulla saja. Maaf Ulla, engkau kena imbas harus di BKO kan dari Jeneponto ke Takalar. libur sabtumu hangus deh. tapi waktu itu kan saya juga libur kodong. Jadi sakitnya datang diwaktu tepat kan???
he..he..he...

Sebelum lupa, saya mau makasih untuk udin metro tv. masih ingat gak waktu ban bocor saat meninggalkan kebun tebu. Mana panas, ramadhan pula. ayo siapa tuh yang buka dilapangan??? ah si putra lamongan, cepat kali kau menyerahnya.(gak sebut nama-ji. he..he..)

Kebun tebu Takalar. Daerahmu membuatku menagis tanpa air mata. Tersesat kemana-mana seorang diri, hampir "dikerjai" orang pula. Alhamdulillah Allah Swt maha melindungi. Selamat lahir batin.

Udin lain kali kalau di daerah rawan begitu jangan berangkat duluan ya. (Iya deh jam setengah 8 pagi stand bye di lapangan juga ikut. Sarapannya nanti di lahan tebu tidak apa-apa). Dan satu lagi, kalau kasih petunjuk jangan cuma pohon mangga ya. Leher sakit, berdiri duduk -berdiri duduk menegok kiri kanan mencari pohon mangga di antara ribuan hektare tebu.

Tau tidak, waktu pembakaran lahan itu, dari pohon mangga ini, saya kembali harus berjalan, mendaki kontur tanah yang tidak rata bersama sisa warga yang sesekali berteriak dengan mengacukan parang. liputan yang mampu memicu adrenalin.
Untung ada k yos BKM yang mengantarkan saya mengambil motor diparkiran pohon mangga. Dan setelah liputan lahan tebu, siang itu juga kembali melanjutkan pencarian bayi yang meninggal karena sukoi.

lelah benar benar lelah. tapi seperti biasa, semua terbayar dengan halaman satu.

Senyumku mengembang.

Liputan Larut Malam

Ini acara liputan paling merepotkan. Peristiwa yang terjadi dijam-jam tanggung tak jarang membuat harus berhela nafas panjang-panjang.

Mau dilewatkan? tidak mungkin. Apalagi kalau sampai memakan korban jiwa, kritis, dengan macam luka yang heeeehhh. Konsekuensi pekerjaan? ya iya sih. Tapi sebenarnya bukan hanya sekedar tanggung jawab profesi.

Betapapun melelahkannya berkeliling di malam gulita hingga larut, ada kepuasan ketika HL di halaman satu. Posisi elit untuk ditembus reporter daerah termasuk saya yang posting diGowa-Takalar. Kelelahan, umpatan, keluhan, semua terlunasi. Apalagi kalau penyajiannya jauh lebih akurat, detail, dan mendalam dibanding koran-koran tetangga.

kuncinya satu, "koordinasi, koordinasi, dan koordinasi"itu kata-kata k iccang korlip kami. Saya masih ingat waktu bentrok antar desa di Kec Bajeng. Karena sebagian korban kritis dilarikan ke Bhayangkara dan Tamalanrea, Yudi juga bergerilya ke rumah sakit-rumah sakit ini mencari keterangan tambahan. Hasilnya bisa ditebak kan?

Begitupula saat tewasnya tiga orang di puncak Bawakaraeng pertengahan 2008. Awalnya kekuatan berita ada di Kab Gowa. Karena medan yang berat berimbas evakuasi yang sulit dan berlangsung lama, maka terlibatlah reporter Sinjai-Gowa-Makassar.

Konsistensi penyajian perkembangan tahap evakuasi per hari dilakukan. Bukan karena di SINDO saya memuji, tapi salut dengan kerja teman-teman yang mampu menghadirkan kejutan lain, kisah tragis para pendaki itu sebelum ajal menjemput.

Yang paling menggugah hati ketika Dg Mangkuling menghabisakan detik-detik kematian ditemani dingin, kabut, angin, hujan, dalam pelukan sang istri di puncak bawakaraeng. Bravo deh buat K Iccang dan Yudi. Tidak ada yang mendapatkan cerita itu. (Serius asli serius, dari semua berita saya yang di follow-up makassar, ini yang paling touching. dramatis abis)

Dan tentu saja salut juga untuk Rahmi yang menjemput korban hingga ke pos 4 di Manipi Sinjai dan memperoleh gambar ekslusif untuk halaman satu. Hanya Rahmi seorang. Kemana reporter tetangga yang lain?bukan urusan saya.

Yang jelas khusus si gadis aceh ini (saya menyebutnya begitu karena wajahnya yang semanis gadis-gadis aceh) angkat topi deh. memang bukan perempuan bisa. Soal kemampuan hunting di lapangan, mantap bro.

Menghargai Orang Lain

Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur.
Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan.

Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur.
* Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.
* Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
* Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan.
Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.
Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.

Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman,
Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif.
Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan?
Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya.
Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan.
Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Terlalu Gampang Nyawa Melawan

heran saya, di sini perkara kecil saja bisa menyebabkan nyawa melayang dengan mudah".Ini adalah kalimat yang diucapkan Kapolresta Gowa Rudi Hananto saat saya mewawancarainya minggu lalu tentang kelanjutan lidik kasus tewasnya Briptu Hendra setelah ditikam 6 tusukan di depan stadion kalegowa.

Mungkin Pak Rudi tidak pernah menyangka, dua minggu masa tugasnya di daerah ini, sudah disambut dengan perkara kriminal seperti itu. Keheranan yang wajar. Maklumlah perkara pemicu kejadian sepele. Gara-gara muka pelaku kecipratan air waktu motor korban sedang melaju.

Ede..de..Apamo. Kemana akal manusia?

Sebenarnya keheranan serupa juga diutarakan Mas Darsono, redaktur saya di SINDO, setiap saya mengirimkan berita pembunuhan. Kalimat yang sudah saya hafal dengan baik. "Daerah kamu keras banget ya her. Ngeri saya. Masalah kecil kok langsung bunuh-bunuhan". Sebagai jawaban, saya hanya bisa tertawa kecil. sumir ...

Hampir bisa digeneralkan penyebab kasus-kasus serupa adalah sepele. Mulai karena selembar seng, leher tetangga tega diebas. Gara-gara sepucuk bambu bentrok antar desa yang ujungnya pasti korban tewas dan kritis. Cemburu buta suami tega mencungkil mata istrinya, anak tega bunuh ayah kandung, dan rentetan berita lain yang kalau dirunut bisa membuat orang bergidik membayangkan Kab Gowa.

Apa memang sebegitu menyeramkannyakah daerah ini? Tentu saja tidak. Di belahan lain kota kecil ini masih ada kedamaian tersisa dari penghuni-penghuninya. Hijau daun, gelak tawa, senyum mesra, jabat tangan, semua masih ada.

Hanya saja, sudah saatnya budaya Pabbambangan Na Toloa atau saudara kembarnya Borro Tolo-Tolo, dihilangkan.
Apa untungnya ini terus dikembangkan, kecuali menyisakan peristiwa-peristiwa menyedihkan. Setelah itu, paling banter hanya umpatan "dasar..."

Sabtu, 10 Januari 2009

Kisah Sepotong Kain Putih

(Dari seorang teman)

Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong,
Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan,
Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli.
Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita,
Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur,
Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko,
Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu.
Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.
Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,
Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com -Redesign by : ute - blognatugowa.blogspot.com